Senin sore (21/06/21) menjadi hari yang melelahkan sekaligus memacu adrenalin bagi sopir ambulan DPC PKS Setu. Betapa tidak. Ia harus menjemput dan mengantarkan seorang balita yang terpapar covid -19 ke Rumah Sakit Rujukan hanya berbekal APD yang ia kenakan.
Panggilan tugas dan keteguhan menjalankan peran menjadi pelayan masyarakat serta kenekadannya, menggantikan kalimat ‘tawakal pada Allah SWT’, Gatot sang sopir ambulan tanpa berfikir panjang langsung bersiap menyambut pesan yang diterima lewat telpon genggamnya.
Setelah mengecek surat-surat dan kelengkapan, ia bergegas memacu ambulan menuju alamat tempat pasien harus dijemput. Tak butuh waktu lama ambulan yang menjadi kendaraan khidmat DPC PKS Setu sejak akhir Januari lalu tiba didepan salah satu rumah warga di Cluster FlowerVile Perumahan Reliefe Gren Ville desa Cikarageman, kecamatan Setu.
Tampak Anindya Salsabila, balita terpapar covid yang berada dalam gendongan ibundanya telah menunggu.
Putri dari Gatot Gunarso SE diduga positif covid dari hasil tes anti gen sehari sebelumnya. Entah terpapar dari mana, belum ada penjelasan dari orang tuanya.
Dalam hitungan menit ambulan yang membawa adik Anindya bersama ayah dan ibunya melaju menuju Rumah sakit untuk isolasi.
Dalam kondisi jalanan licin dan pandangan sedikit buram efek dari hujan lebat, ambulan terus melaju dengan sirine yang meraung menembus kemacetan.
Hingga tak berapa lama sampai juga di rumah sakit tujuan.
Panik dan bingung justru setelah sampai di Rumah Sakit. Kamar perawatan yang sebelumnya terkonfirmasi ada, ternyata sudah terisi, bahkan seluruh ruang perawatan telah penuh dan tak menerima pasien lagi. Demikian penjelasan perawat dan petugas Rumah Sakit Permata Cibubur menerangkan.
Ditengah suasana tak menentu dan tak adanya kejelasan sampai kapan kamar perawatan tersedia bagi pasien yang ia bawa, Gatot sang sopir ambulan segera mengambil langkah mencari inisiatif lain.
Sambil terus berkomunikasi dan koordinasi dengan tim pelayanan Ambulan PKS Setu lainnya, sang sopir kembali memacu ambulan mencari Rumah Sakit lain.
Kedua orang tua Anindya yang tampak bingung hanya pasrah pada keputusan sopir untuk mengambil langkah berikutnya.
Dua jam berkeliling dari satu RS ke RS lain hingga total 3 Rumah Sakit didatangi, semua menyatakan tak bisa menerima pasien covid baru karena ruang perawatan telah teisi penuh.
Hingga di sebuah Rumah Sakit Ibu dan anak di bilangan Cibubur pada akhirnya menerima pasien balita 4 bulan ini karena masih tersedia kamar perawatan, tentu dengan argumentasi yang alot lebih dulu dari sang sopir ambulan pada petugas Rumah Sakit.
“Ini urgen, anak ini kondisinya sudah sangat lemah, parah. Perlu segera mendapat kamar agar tidak semakin parah”, demikian terang Gatot pada petugas Rumah Sakit dengan nada sedikit tinggi demi menyelamatkan sang adik dan melihat kedua orang tuanya yang terlihat makin panik.
Lega bercampur haru mendapati Anindya, balita kecil akhirnya memperoleh kamar tempatnya mendapat perawatan.
Sang ayah berkali-kali mengucap terima kasih pada Gatot sopir ambulan yang basah kuyup keringat bercampur air hujan dengan tetap mengenakan APD.
Keletihan dan dinginnya malam menjadi saksi bagi Gatot Priyo Utomo nama lengjkap sang sopir ambulan kebanggaan PKS Setu menjalani tugas dan perannya melayani masyarakat.
Dalam perjalanan pulang, tak lupa ia mengarahkan ambulan menuu ke tempat pencucian mobil.
“Setelah dipakai, mobil ambulan harus dicuci dan dibersihkan. Lalu bersiap menanti panggilan berikutnya”. Demikian celotehnya dengan raut wajah ceria dan tetap sumringah tanpa ada keluh kesah sedikitpun.
Ting. Tiba-tiba HP jadulnya berbunyi dan mendapati pesan dari Fauzan, sekjen DPC PKS Setu yang berisi sebuah screen shoot dari Grup WA warga di lingkungan tempat keluarga adik balita tinggal.
“Salut PKS”.
Demikian isi pesan yang dikirim oleh Aryadi, sekertaris RT merasa bangga dan senang salah satu warganya yang sakit dibantu oleh kader PKS.